Nadiem Makarim Akui Ada Sikap Resisten terhadap Kebijakannya
- Selasa, 04 Februari 2020
- Berita Pengumuman Sekilas-info
- administrator
- 0 komentar
KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadiem Makarim mengakui masih ada masyarakat yang bersikap resisten terhadap beberapa kebijakan pendidikan yang diinisiasinya. Hal ini disampaikan Mendikbud Nadiem Makarim di hadapan Indonesia Data and Economic (IDE) Conference 2020 di Jakarta, Kamis (30/1/2020). Terhadap adanya resistensi di masyarakat mengenai kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka ini, Mendikbud menyampaikan, hal tersebut wajar karena jika ingin melakukan perubahan maka harus dilakukan secara drastis. “Saya harap semua orang mengerti bahwa di Indonesia tidak ada satu pun bidang pemerintahan yang tidak harus ada lompatan. Semuanya butuh lompatan. Memang negara kita begitu besar dan kita harus mengejar," ujar Nadiem, seperti dikutip rilis resmi Kemendikbud.
Nadiem menambahkan, "Kalau tidak ada yang resisten, artinya perubahan besar tersebut tidak cukup berdampak. Jadi saya melihat resistensi positif itu jadi tantangan buat kita.” Undang partisipasi masyarakat Mendikbud berharap agar kebijakan Merdeka Belajar akan semakin banyak mengundang partisipasi masyarakat untuk bergabung dalam proses pendidikan. Ia menyampaikan, jika hanya pemerintah yang maju maka kebijakan ini akan gagal. Oleh karena itu, harus ada perubahan pola pikir. Sebab, yang bisa melakukan pendidikan secara tepat, holistik, inklusif, dan relevan hanya kombinasi antara pendidikan dan masyarakat. Sebelumnya, Nadiem Makarim menyampaikan bahwa dalam 100 hari pertama masa kerja, pihaknya fokus pada upaya memotong sekat-sekat regulasi yang memotong inovasi. “Jadi 100 hari ini, semua kita analisis mana yang bisa dilakukan sekarang, untuk mulai memotong rantai-rantai sekat-sekat regulasi yang menghalangi proses inovasi di dalam unit pendidikan kita," ujar Mendikbud Nadiem Makarim. Setelah soal memotong sekat regulasi, Mendikbud menyampaikan, tahap selanjutnya pihaknya akan fokus pada pematangan konsep Merdeka Belajar di level kurikulum dan guru.
sumber : https://edukasi.kompas.com/